Kamis, 07 Januari 2010

Cairan Ajaib : Air Susu Ibu


Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Luqman, 31:14)

Air susu ibu (ASI) adalah sebuah cairan tanpa tanding ciptaan Allah untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindunginya dalam melawan kemungkinan serangan penyakit. Keseimbangan zat-zat gizi dalam air susu ibu berada pada tingkat terbaik dan air susunya memiliki bentuk paling baik bagi tubuh bayi yang masih muda. Pada saat yang sama, ASI juga sangat kaya akan sari-sari makanan yang mempercepat pertumbuhan sel-sel otak dan perkembangan sistem saraf.1 Makanan-makanan tiruan untuk bayi yang diramu menggunakan tekhnologi masa kini tidak mampu menandingi keunggulan makanan ajaib ini.

Daftar manfaat ASI bagi bayi selalu bertambah setiap hari. Penelitian menunjukkan, bayi yang diberi ASI secara khusus terlindung dari serangan penyakit sistem pernapasan dan pencernaan. Hal itu disebabkan zat-zat kekebalan tubuh di dalam ASI memberikan perlindungan langsung melawan serangan penyakit. Sifat lain dari ASI yang juga memberikan perlindungan terhadap penyakit adalah penyediaan lingkungan yang ramah bagi bakteri ”menguntungkan” yang disebut ”flora normal”. Keberadaan bakteri ini menghambat perkembangan bakteri, virus dan parasit berbahaya. Tambahan lagi, telah dibuktikan pula bahwa terdapat unsur-unsur di dalam ASI yang dapat membentuk sistem kekebalan melawan penyakit-penyakit menular dan membantunya agar bekerja dengan benar. 2

Karena telah diramu secara istimewa, ASI merupakan makanan yang paling mudah dicerna bayi. Meskipun sangat kaya akan zat gizi, ASI sangat mudah dicerna sistem pencernaan bayi yang masih rentan. Karena itulah bayi mengeluarkan lebih sedikit energi dalam mencerna ASI, sehingga ia dapat menggunakan energi selebihnya untuk kegiatan tubuh lainnya, pertumbuhan dan perkembahan organ.

Air susu ibu yang memiliki bayi prematur mengandung lebih banyak zat lemak, protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi. Bahkan telah dibuktikan bahwa fungsi mata bayi berkembang lebih baik pada bayi-bayi prematur yang diberi ASI dan mereka memperlihatkan kecakapan yang lebih baik dalam tes kecerdasan. Selain itu, mereka juga mempunyai banyak sekali kelebihan lainnya.

Salah satu hal yang menyebabkan ASI sangat dibutuhkan bagi perkembangan bayi yang baru lahir adalah kandungan minyak omega-3 asam linoleat alfa. Selain sebagai zat penting bagi otak dan retina manusia, minyak tersebut juga sangat penting bagi bayi yang baru lahir. Omega-3 secara khusus sangat penting selama masa kehamilan dan pada tahap-tahap awal usia bayi yang dengannya otak dan sarafnya berkembang secara nomal. Para ilmuwan secara khusus menekankan pentingnya ASI sebagai penyedia alami dan sempurna dari omega-3. 3

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan para ilmuwan Universitas Bristol mengungkap bahwa di antara manfaat ASI jangka panjang adalah dampak baiknya terhadap tekanan darah, yang dengannya tingkat bahaya serangan jantung dapat dikurangi. Kelompok peneliti tersebut menyimpulkan bahwa perlindungan yang diberikan ASI disebabkan oleh kandungan zat gizinya. Menurut hasil penelitian itu, yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran Circulation, bayi yang diberi ASI berkemungkinan lebih kecil mengidap penyakit jantung. Telah diungkap bahwa keberadaan asam-asam lemak tak jenuh berantai panjang (yang mencegah pengerasan pembuluh arteri), serta fakta bahwa bayi yang diberi ASI menelan sedikit natrium (yang berkaitan erat dengan tekanan darah) yang dengannya tidak mengalami penambahan berat badan berlebihan, merupakan beberapa di antara manfaat ASI bagi jantung.4

Selain itu, kelompok penelitian yang dipimpin Dr. Lisa Martin, dari Pusat Kedokteran Rumah Sakit Anak Cincinnati di Amerika Serikat, menemukan kandungan tinggi hormon protein yang dikenal sebagai adiponectin di dalam ASI. 5 Kadar Adiponectin yang tinggi di dalam darah berhubungan dengan rendahnya resiko serangan jantung. Kadar adiponectin yang rendah dijumpai pada orang yang kegemukan dan yang memiliki resiko besar terkena serangan jantung. Oleh karena itu telah diketahui bahwa resiko terjadinya kelebihan berat badan pada bayi yang diberi ASI berkurang dengan adanya hormon ini. Lebih dari itu, mereka juga menemukan keberadaan hormon lain yang disebut leptin di dalam ASI yang memiliki peran utama dalam metabolisme lemak. Leptin dipercayai sebagai molekul penyampai pesan kepada otak bahwa terdapat lemak pada tubuh. Jadi, menurut pernyataan Dr. Martin, hormon-hormon yang didapatkan semasa bayi melalui ASI mengurangi resiko penyakit-penyakit seperti kelebihan berat badan, diabetes jenis 2 dan kekebalan terhadap insulin, dan penyakit pada pembuluh nadi utama jantung. 6

Fakta tentang "Makanan Paling Segar" [ASI]

Full hygiene may not be established in water or foodstuffs other than mother’s milk.

Fakta tentang ASI tidak berhenti hanya sampai di sini. Peran penting yang dimainkannya terhadap kesehatan bayi berubah seiring dengan tahapan-tahapan yang dilalui bayi dan jenis zat-zat makanan yang dibutuhkan pada tahapan tertentu. Kandungan ASI berubah guna memenuhi kebutuhan yang sangat khusus ini. ASI, yang selalu siap setiap saat dan selalu berada pada suhu yang paling sesuai, memainkan peran utama dalam perkembangan otak karena gula dan lemak yang dikandungnya. Di samping itu, unsur-unsur seperti kalsium yang dimilikinya berperan besar dalam perkembangan tulang-tulang bayi.

Meskipun disebut sebagai susu, cairan ajaib ini sebenarnya sebagian besarnya tersusun atas air. Ini adalah ciri terpenting, sebab selain makanan, bayi juga membutuhkan cairan dalam bentuk air. Keadaan yang benar-benar bersih dan sehat mungkin tidak bisa dimunculkan pada air atau bahan makanan, selain pada ASI. Namun ASI – sedikitnya 90% adalah air – , memenuhi kebutuhan bayi akan air dalam cara yang paling bersih dan sehat.

ASI dan Kecerdasan

Penelitian ilmiah menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan otak pada bayi yang diberi ASI lebih baik daripada bayi lain. Penelitian pembandingan terhadap bayi yang diberi ASI dengan bayi yang diberi susu buatan pabrik oleh James W. Anderson – seorang ahli dari Universitas Kentucky – membuktikan bahwa IQ [tingkat kecerdasan] bayi yang diberi ASI lebih tinggi 5 angka daripada bayi lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini ditetapkan bahwa ASI yang diberikan hingga 6 bulan bermanfaat bagi kecerdasan bayi, dan anak yang disusui kurang dari 8 minggu tidak memberikan manfaat pada IQ. 7

Apakah ASI Dapat Memerangi Kanker?

Berdasarkan hasil seluruh penelitian yang telah dilakukan, terbukti bahwa ASI, yang dibahas dalam ratusan tulisan yang telah terbit, melindungi bayi terhadap kanker. Hal ini telah diketahui, walaupun secara fakta mekanismenya belum sepenuhnya dipahami. Ketika sebuah protein ASI membunuh sel-sel tumor yang telah ditumbuhkan di dalam laboratorium tanpa merusak sel yang sehat mana pun, para peneliti menyatakan bahwa sebuah potensi besar telah muncul. Catharina Svanborg, Profesor imunologi klinis di Universitas Lund, Swedia, memimpin kelompok penelitian yang menemukan rahasia mengagumkan ASI ini.8 Kelompok yang berpusat di Universitas Lund ini menjelaskan kemampuan ASI dalam memberikan perlindungan melawan beragam jenis kanker sebagai penemuan yang ajaib.

Awalnya, para peneliti memberi perlakuan pada sel-sel selaput lendir usus yang diambil dari bayi yang baru lahir dengan ASI. Mereka mengamati bahwa gangguan yang disebabkan oleh bakteri Pneumococcus dan dikenal sebagai pneumonia berhasil dengan mudah dihentikan oleh ASI. Terlebih lagi, bayi yang diberi ASI mengalami jauh lebih sedikit gangguan pendengaran dibandingkan bayi yang diberi susu formula, dan menderita jauh lebih sedikit infeksi saluran pernapasan. Pasca serangkaian penelitian, diperlihatkan bahwa ASI juga memberikan perlindungan melawan kanker. Setelah menunjukkan bahwa penyakit kanker getah bening yang teramati pada masa kanak-kanak ternyata sembilan kali lebih sering menjangkiti anak-anak yang diberi susu formula, mereka menyadari bahwa hasil yang sama berlaku pula untuk jenis-jenis kanker lainnya. Menurut hasil penelitian tersebut, ASI secara tepat menemukan keberadaan sel-sel kanker dan kemudian membunuhnya. Adalah zat yang disebut alpha-lac (alphalactalbumin), yang terdapat dalam jumlah besar di dalam ASI, yang mengenali keberadaan se-sel kanker dan membunuhnya. Alpha-lac dihasilkan oleh sebuah protein yang membantu pembuatan gula laktosa di dalam susu.9

Berkah Tanpa Tara Ini Adalah Karunia Allah

Ciri menakjubkan lain dari ASI adalah fakta bahwa ASI sangat bermanfaat bagi bayi apabila disusui selama dua tahun. 10 Pengetahuan penting ini, hanya baru ditemukan oleh ilmu pengetahuan, telah diwahyukan Allah empat belas abad silam di dalam ayat-Nya: ”Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan..." (QS, Al Baqarah, 2:233)

Sang ibu bukanlah yang memutuskan untuk membuat ASI, sumber zat makanan terbaik bagi bayi yang lemah yang memerlukan makanan di dalam tubuhnya. Sang ibu bukan pula yang menentukan beragam kadar gizi yang dikandung ASI. Allah Yang Mahakuasa-lah, Yang mengetahui kebutuhan setiap makhluk hidup dan memperlihatkan kasih sayang kepadanya, Yang menciptakan ASI untuk bayi di dalam tubuh sang ibu.


1- “High-Risk Newborn—The Benefits of Mother’s Own Milk,” University of Utah Health Sciences Center, www.uuhsc.utah.edu/healthinfo/pediatric/Hrnewborn/bhrnb.htm.
2- Ibid.
3- C. Billeaud, et al., European Journal of Clinical Nutrition, 1997, vol. 51, 520-526.
4- "Breast milk 'does cut heart risk'," 1 March 2004, http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/3523143.stm.
5- "Breast milk helps reduce obesity," 2 May 2004, http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/3673149.stm.
6- Ibid.
7- Tim Whitmire, “IQ Gain from Breastfeeding,” http://abcnews.go.com/sections/living/DailyNews/breastfeeding990923.html.
8- “Breakthrough in Cancer Research,” www.mediconvalley.com/news/Article.asp?NewsID=635.
9- Peter Radetsky, "Human Breast Milk Kills Cancer Cells," Discover 20, No. 06, June 1999.
10- Rex D. Russell, “Design in Infant Nutrition,” www.icr.org/pubs/imp/imp-259.htm.

Sumber :
Harun Yahya
http://www.harunyahya.com/indo/artikel/082.htm

Sumber Gambar:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhyNg2J0wjWaYIq45PGtqLR167uo-cNrYjCTug0AHu3L2e3JYPsMV8tasgtBkkdZXWKVNKF9gsxrfmOQx_FrfR9B1AflWE8_9fVuhcvaZ8e4mRmt5r86mB53clu-LCD371uglPfQABEEIA/s320/asi_ekslusif.jpg

Posisi Tepat, ASI Lancar

Bagi ibu yang sedang menyusui buah hatinya, jangan asal-asalan. Posisi yang tepat akan mempengaruhi lancarnya Air Susu Ibu (ASI).

Sebagian ibu yang baru melahirkan seringkali mengeluh karena ASI tidak lancar. Sebagai solusi tak jarang, orangtua akhirnya memutuskan untuk memberikan bayinya susu formula.

Padahal mengetahui posisi tepat saat menyusui merupakan salah satu cara agar ASI lancar dan cukup memenuhi kebutuhan bayi. Dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Puri Indah Jakarta, Dr Jeanne Roos Tikoalu SpA memberikan beberapa trik saat menyusui.

Dia menuturkan, saat menyususi sebaiknya ibu memegang bayinya dengan posisi tubuh melintang merapatkan pada tubuh ibu. Tahan bayi dengan tangan ibu di sisi yang sama dengan sisi payudara untuk menyusui bayi.

Secara naluriah, bayi dapat dengan segera membuka mulut saat bibirnya menyentuh payudara, namun seringkali sulit bagi bayi meraih puting ibu. Jeanne mengatakan, mulut bayi harus mengarah ke payudara dengan tinggi yang sama dengan puting susu.

"Bayi sebaiknya berbaring dan dengan tangan yang bebas, ibu dapat membantu bayi mendekat mulut ke payudara," ungkapnya.

Mulut bayi harus terbuka lebar hingga sampai bagian besar areola (bagian berwarna coklat). Gerakan rahang dan bunyi tegukan memastikan bayi menyusui dalam posisi yang betul. " Mulutnya harus terbuka lebar agar bagian dan bibir bagian bawahnya melipat ke dalam," imbuh Jeanne. Perlu diingat oleh ibu bahwa bayi menyusu bukan pada puting, tetapi pada payudara.

Selain berbaring ada alternatif posisi lain. Pegang bayi pada posisi yang sama dengan sisi menyusui sebelumnya. Letakkan bayi di bawah lengan agar bisa menahan kepala dan badan bayi. Gunakan bantal pada bagian kepala agar posisi bayi sama tinggi dengan payudara.

Jika ibu perlu memindahkan mulut bayi dari payudara, masukkan jari kelingking yang bersih ke dalam celah mulutnya untuk menghentikan menyusu. Cara tersebut juga untuk mengetahui apakah bayi sudah kenyang menyusu. Saat kelingking masuk ke celah bibir dan bayi berhenti menyusui lalu melepaskan payudara itu tandanya bayi telah kenyang.

Ibu juga sebaiknya memperhatikan gejala yang terjadi saat menyusui. Saat menyusui ada refleks ‘let-down’, yakni rasa berdenyut yang menandakan aliran hangat susu dan bayi berada pada posisi penyusuan yang betul. Jika ibu tidak mengalami rasa ini, mungkin disebabkan oleh gangguan, tidak ada ruang untuk pribadi, rasa malu atau rasa cemas mengenai menyusui bayi, letih atau sakit.

“Pelekatan adalah kunci keberhasilan pada bayi yang menyusui. Sebab itu, posisi sangat memengaruhi kelancaran ASI,” kata Jeanne.

Semakin sering menyusui, semakin banyak pula ASI yang di produksi. Dengan posisi tepat pada saat bayi menyusu,maka ASI pun akan lebih lancar keluar.

Jika ASI tidak dikeluarkan, maka akan menimbulkan payudara penuh atau inhibitor. Untuk mencegah iterjadinya inhibitor, yang perlu dilakukan yaitu melekatkan bayi dengan cara tepat dan dengan menyusui sesering mungkin sesuai dengan keinginan bayi. (cr1/rin)

Sumber :
Republika Newsroom
http://www.republika.co.id/berita/48164/Posisi_Tepat_ASI_Lancar
4 Mei 2009

Diet Demi ASI Berkualitas

ASUPAN nutrisi yang tepat merupakan hal yang sangat penting pada fase menyusui. Hal ini bukan hanya untuk kebutuhan ibu, tetapi untuk bayi yang bergantung penuh pada air susu ibu (ASI) pada awal kelahiran hingga bayi usia 6 bulan idealnya. Karena itu, ibu harus meyakinkan kalau ASI-nya mengandung semua nutrisi penting yang dibutuhkan oleh bayi. Bagaimana caranya? Salah satunya adalah melalui diet. Bagaimanakah cara diet yang benar bagi ibu menyusui?

Menambah asupan kalori. Sebagian besar ibu menyusui memerlukan 500 kalori ekstra dari jumlah asupan kalori normal mereka sebelum masa kehamilan. Tetapi, kebutuhan setiap individu tetap bergantung pada metabolisme dan aktivitas fisik mereka. Pakar nutrisi menganjurkan agar ibu menyusui mengonsumsi 2.700 kalori per hari. Akan tetapi, studi-studi terbaru menemukan kalau ibu menyusui memerlukan asupan kalori sekitar 2.200 kalori per hari, sekitar 15% lebih sedikit dari anjuran pakar nutrisi. Makanan apa saja yang bernutrisi? Anda bisa mengonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan sebagai sumber kalori yang rendah lemak, kaya vitamin, mineral, dan serat. Pastikan juga menambah asupan makanan yang kaya vitamin A seperti wortel, bayam, ubi jalar, dan semangka.

Karbohidrat. Ibu menyusui sebaiknya mengonsumsi 6-11 takar biji-bijian. Sebaiknya pilih yang whole grain karena mengandung lebih banyak nutrisi (vitamin dan mineral) serta membantu mencegah konstipasi.

Asupan protein. Ada baiknya menambah asupan makanan yang kaya protein. Berdasarkan anjuran, Anda sebaiknya mengonsumsi 1 gram protein untuk setiap 1/2 kilogram berat badan per hari. Pastikan memasukkan protein dalam dua kali makan setiap harinya. Anda bisa memilih sumber protein dari daging, unggas, makanan laut, telur, kedelai, kacang-kacangan, tahu, serta produk-produk susu.

Kalsium. Sama seperti masa kehamilan, kebutuhan kalsium selama menyusui tetap tinggi. Teruskan mengonsumsi paling tidak 3-4 makanan kaya kalsium setiap hari. Ibu yang masih berusia remaja sebaiknya mengonsumsi 4-5 takar. Hasil studi menemukan, asupan kalsium tinggi selama menyusui terbukti mengurangi risiko osteoporosis di usia selanjutnya. Anda bisa mendapatkan kalsium dari produk-produk susu. Selain kalsium, susu dan produk susu juga mengandung protein, vitamin, dan mineral.

Perbanyak air. Saat menyusui, ibu biasanya cenderung lebih cepat haus. Hal ini karena tubuh menggunakan air untuk pembentukan susu. Karena itu, sangat penting untuk menambah asupan air. Usahakan minum 2.25-2.7 liter sehari.

Selain itu, berikut beberapa hal yang perlu Anda ingat:

Batasi asupan gula, garam, lemak dan makanan olahan. Sangat tidak bijaksana menggantungkan asupan makanan dari junk food di saat menyusui. Anda sebaiknya menerapkan pola diet yang rendah lemak dan tinggi serat.

Hindari asap rokok karena hal ini bisa mengurangi produksi ASI dan pastikan menghindari asap rokok karena bisa mengganggu perkembangan paru-paru bayi.

Jauhi alkohol, karena alkohol bisa menghambat pertumbuhan buah hati Anda.

Pastikan berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat-obatan apa pun.

Hindari penurunan berat badan drastis selama masa menyusui. Banyak ibu baru melahirkan yang ingin cepat-cepat menurunkan berat badan karena mengimpikan bentuk tubuh sebelumnya. Tetapi, menurunkan berat badan dengan mengurangi aspan kalori secara drastis akan mengurangi produksi susu. Perempuan dengan berat badan normal sebelum kehamilan dianjurkan menurunkan berat badan tidak lebih dari 1 kg per bulan setelah bulan pertama menyusui. Sedang perempuan yang kelebihan berat badan bisa menurunkan hingga 2 kg sebulan. (OL-08)

Sumber :
Ikarowina Tarigan
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/09/13/1617/3/Diet-Demi-ASI-Berkualitas
13 September 2009

Rahasia di Balik Keajaiban ASI

Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah angka kematian bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Dari hasil penelitian yang ada, angka kematian bayi ini tidak berdiri sendiri, melainkan terkait dengan faktor-faktor lain, terutama gizi. Status gizi ibu pada waktu melahirkan, dan gizi bayi itu sendiri sebagai faktor tidak langsung maupun langsung sebagai penyebab kematian bayi. Oleh karena itu, pemenuhan kebutuhan gizi bayi sangat perlu mendapat perhatian yang serius. Gizi untuk bayi yang paling sempurna dan paling murah adalah ASI atau Air Susu Ibu (Notoatmodjo S, 2007)

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas SDM sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan saraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya.

Mengingat pentingnya pemberian ASI bagi tumbuh kembang yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar dapat terlaksana dengan benar.

Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar, teratur, dan eksklusif. Oleh karena itu, salah satu yang perlu mendapat perhatian adalah bagaimana ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI kepada bayinya secara eksklusif sampai 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2(dua) tahun.

Sehubungan dengan hal tersebut telah ditetapkan dengan Kepmenkes RI No.450/MENKES/IV/2004 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi Indonesia. Program Peningkatan Pemberian ASI (PP-ASI) khususnya ASI eksklusif mempunyai dampak yang luas terhadap status gizi ibu dan bayi.

Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya. Upaya meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya ASI eksklusif masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu formula dan ibu bekerja.

Dari data SDKI 1997 cakupan ASI eksklusif masih 52%, pemberian ASI satu jam pasca persalinan 8%, pemberian hari pertama 52,7%. Rendahnya pemberian ASI eksklusif menjadi pemicu rendahnya status gizi bayi dan balita.

Dari survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition & Health Surveillance System (NSS) kerjasama dengan Balitbangkes dan Helen Keller International di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang, Makasar) dan 8 perdesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB, Sulsel), menunjukan bahwa cakupan ASI eksklusif 4-5 bulan di perkotaan antara 4%-12%, sedangkan dipedesaan 4%-25%. Pencapaian ASI eksklusif 5-6 bulan di perkotaan berkisar antara 1%-13% sedangkan di pedesaan 2%-13%.

Dari penelitian terhadap 900 ibu di sekitar Jabotabek (1995) diperoleh fakta bahwa yang dapat memberi ASI eksklusif selama 4 bulan hanya sekitar 5%, padahal 98% ibu tersebut menyusui. Didapatkan juga bahwa 37,9% dari ibu-ibu tersebut tak pernah mendapatkan informasi khusus tentang ASI, sedangkan 70,4% ibu tak pernah mendengar informasi tentang ASI eksklusif (Roesli U, 2005).

Pada ibu yang bekerja, singkatnya masa cuti hamil/melahirkan mengakibatkan sebelum masa pemberian ASI eksklusif berakhir sudah harus kembali bekerja. Hal ini mengganggu upaya pemberian ASI eksklusif. Dari berbagai penelitian menunjukan banyak alasan untuk menghentikan ASI dengan jumlah yang bervariasi : 13% (1982), 18,2% (Satoto 1979), 48% (Suganda 1979), 28% (Surabaya 1992), 47% (Columbia), 6% (New Delhi).

Selain itu gencarnya promosi susu formula dan kebiasaan memberikan makanan/minuman secara dini pada sebagian masyarakat, menjadi pemicu kurang berhasilnya pemberian ASI eksklusif.

Artikel ilmiah populer berikut ini akan membahas tentang:

A. Definisi ASI Eksklusif

B. Pengelompokan (Stadium) ASI

C. Waktu Pemberian ASI Eksklusif

D. Komponen-komponen ASI

E. Manfaat ASI Eksklusif untuk Bayi

F. Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu

G. Manfaat ASI Eksklusif untuk Negara

H. Urutan Tindakan Menyusui

I. Teknik Menyusui

J. Tips Agar ASI Lancar

K. Mengapa Susu Formula?

L. Fakta Seputar ASI, Prolaktin, dan Oksitosin

M. Mitos Seputar ASI

N. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui

O. Panduan Menyusui untuk Ibu Bekerja

P. Cara Memeras ASI dengan Tangan dan Penyimpanan ASI

Q. Tanda Bayi Siap Mendapatkan Makanan Padat


A. Definisi ASI Eksklusif

Yang dimaksud dengan ASI eksklusif atau lebih tepat pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim (Roesli U, 2005).

B. Pengelompokan (Stadium) ASI

Menurut Purwanti HS (2004), ada tiga stadium ASI:

ASI Stadium I

ASI Stadium I adalah kolostrum. Kolostrum merupakan cairan yang pertama disekresi oleh kelenjar payudara dari hari pertama sampai hari keempat. Warna kuning keemasan kolostrum disebabkan oleh tingginya komposisi lemak dan sel-sel hidup.

ASI Stadium II

ASI Stadium II adalah ASI peralihan, yang diproduksi pada hari ke-4 sampai hari ke-10.

ASI Stadium III

ASI Stadium III adalah ASI matur, yang diproduksi dari hari ke-10 sampai seterusnya.

C. Waktu Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI secara eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun (Roesli U, 2005).

D. Komponen-komponen ASI

Menurut Alkatiri S (1996) dan Suradi R, Tobing HKR (2004), komponen-komponen di dalam ASI antara lain: protein, laktosa, lemak. Kadar protein ASI sebesar 0,9%, sebesar 60% diantaranya berupa whey, yang lebih mudah dicerna dibandingkan kasein (protein utama susu sapi). Lemak di dalam ASI merupakan campuran dari fosfolipid, kolesterol, vitamin A, dan karotinoid. Di dalam ASI juga terdapat asam amino (sistin dan taurin) yang tidak terdapat di dalam susu sapi. Sistin untuk pertumbuhan somatik (tubuh), sedangkan taurin untuk pertumbuhan otak.

Kadar elektrolit dalam ASI lebih rendah daripada yang terkandung di dalam susu formula, ini menguntungkan mengingat kondisi ginjal bayi yang belum sempurna.

Kadar vitamin A, C, D, E dan niasin di dalam ASI lebih tinggi dibandingkan dengan susu sapi atau susu formula. Sedangkan kadar vitamin neurotopik, seperti: thiamin, riboflavin, dan sianokobalamin di dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan susu sapi atau susu formula.

ASI juga mengandung zat untuk melawan/memberantas jasad renik, seperti sel T dan imunoglobulin, yang merupakan pertahanan tubuh spesifik. Juga mengandung sel fagosit, komplemen C2 dan C4, lisosim, laktoperoksidase, laktoferin, transferin, yang merupakan pertahanan tubuh non-spesifik. Dengan mengikat zat besi, laktoferin telah berperan menghambat pertumbuhan Stafilokokus dan E.coli yang juga memerlukan zat besi untuk pertumbuhannya. Laktoferin juga dapat menghambat pertumbuhan jamur kandida.

Selain itu, Lactobacillus bifidus di dalam ASI berfungsi mengubah laktosa menjadi asam laktat dan asam asetat. Kedua asam ini menjadikan saluran pencernaan bersifat asam sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme, seperti E.coli (yang sering menyebabkan bayi menderita diare), shigella, dan jamur.

E. Manfaat ASI Eksklusif untuk Bayi

Menurut Roesli U (2005) dan Alkatiri S (1996), manfaat pemberian ASI yang diperoleh bayi adalah:

ASI sebagai nutrisi.

ASI meningkatkan daya tahan tubuh.

ASI yang keluar saat kelahiran bayi sampai hari ke-4 atau ke-7 (kolostrum) mengandung zat kekebalan 10-17 kali lebih banyak dari susu matang (mature). Zat ini akan melindungi bayi dari penyakit diare (mencret).

ASI meningkatkan kecerdasan.

Nutrien pada ASI yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi adalah taurin, laktosa, dan asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega-3, omega-6).

ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang.

Dengan menyusui, maka akan terjalin kasih sayang antara ibu dan bayinya. Si bayi juga merasa aman, tenteram, dan terjaga.

ASI eksklusif sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi sampai usia 6 bulan.

Suhu ASI sama dengan suhu tubuh. Kesesuaian suhu inilah yang menyebabkan kenyamanan tersendiri bagi bayi.

ASI eksklusif dapat mengurangi terjadinya sakit telinga dan infeksi saluran pernafasan pada bayi.

ASI eksklusif melindungi bayi dari serangan alergi.

ASI eksklusif meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara bayi.

ASI eksklusif membantu pembentukan rahang yang bagus.

ASI eksklusif mengurangi risiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung.

ASI eksklusif menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat bisa berjalan.

ASI eksklusif menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual, dan hubungan sosial yang baik.

F. Manfaat ASI Eksklusif untuk Ibu

Menurut Roesli U (2005) dan Alkatiri S (1996), manfaat ASI eksklusif untuk ibu adalah:

Mengurangi perdarahan setelah melahirkan.

Mengurangi terjadinya anemia.

Menjarangkan kehamilan.

Mengecilkan rahim.

Lebih cepat langsing kembali.

Mengurangi kemungkinan menderita kanker payudara dan kanker indung telur.

Kebersihannya terjamin, karena ASI sangat higienis.

Lebih ekonomis (murah), bahkan gratis.

Hemat waktu dan tidak merepotkan.

Mudah pemberiannya karena tidak perlu diolah.

Segar, siap pakai, sewaktu-waktu dapat diberikan.

Portabel (mudah dibawa kemana-mana) dan praktis.

Memberi kepuasan psikologis dan kebahagiaan bagi ibu.

G. Manfaat ASI Eksklusif untuk Negara

Menurut Roesli U (2005), pemberian ASI eksklusif akan menghemat pengeluaran negara karena hal-hal berikut:

Penghematan devisa untuk pembelian susu formula, perlengkapan menyusui, serta biaya menyiapkan susu.

Penghematan untuk biaya sakit terutama sakit muntah-mencret dan sakit saluran nafas.

Penghematan obat-obatan, tenaga, dan sarana kesehatan.

Menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas untuk membangun negara.

Langkah awal untuk mengurangi dan menghindari terjadinya lost generation di Indonesia.

H. Urutan Tindakan Menyusui

Menurut Purwanti HS (2004), ada sepuluh urutan tindakan menyusui:

Pilih posisi yang paling nyaman untuk menyusui. Siapkan peralatan seperti: kapas, air hangat, handuk kecil yang bersih atau tisu, bantal untuk penopang bayi, selimut kecil, dan penopang kaki ibu. Siapkan sesuai kebutuhan.

Baringkan bayi di atas bantal dengan baik sehingga posisi bayi saling berhadapan dengan ibu. Perut ibu berhadapan dan bersentuhan dengan perut bayi. Perhatikanlah kepala agar tidak terjadi pemuntiran leher dan punggung bayi harus lurus (tidak membungkuk).

Mula-mula pijatlah payudara dan keluarkan sedikit ASI untuk membasahi puting susu untuk menjaga kelembaban puting. Lalu oleskan puting susu ibu ke bibir bayi untuk merangsang refleks isap bayi (rooting reflex).

Topang payudara dengan tangan kiri atau tangan kanan dan empat jari menahan bagian bawah areola mammae hingga bayi membuka mulutnya.

Setelah bayi siap menyusu, masukkan puting susu sampai daerah areola mammae masuk ke mulut bayi. Pastikan bayi mengisap dengan benar dan biarkan bayi bersandar ke arah ibu. Jaga agar posisi kepala tidak menggantung, karena kondisi ini akan menyebabkan bayi sulit menyusu dengan benar. Saat mengisap akan sering terlepas karena tidak ada tahanan pada kepala. Mulut bayi tidak tertekan payudara ibu.

Pertahankan posisi bayi yang tepat dan nyaman sehingga memungkinkan bayi dapat mengisap dengan benar. ASI keluar dengan lancar dan puting susu ibu tidak lecet. Bila posisi tidak benar dan puting susu ibu lecet akan menjadi pintu masuk kuman.

Susui bayi selama ia mau dan berikan ASI secara bergantian pada kedua payudara untuk mempertahankan produksi ASI tetap seimbang pada kedua payudara.

Setelah bayi selesai menyusu, sebaiknya puting susu dan sekitarnya dibasahi oleh ASI dan biarkan kering sendiri.

Setelah menyusui, bila bayi tidak tidur, sendawakan bayi dengan dengan meletakkan bayi telungkup lalu punggungnya ditepuk-tepuk secara perlahan atau bayi ditidurkan telungkup di pangkuan dan tepuklah punggung bayi.

Bila menghadapi masalah, segeralah hubungi petugas kesehatan yang memahami tata laksana ASI.

I. Teknik Menyusui

Secara ringkas, teknik menyusui adalah seperti berikut ini (Suradi R, Tobing HKR, 2004):

Memegang payudara ibu jari di atas, empat jari di bawah.

Tubuh bayi menghadap ibu.

Telinga dan lengan segaris.

Dagu bayi menempel payudara.

Areola masuk mulut bayi.

Melepas isapan dengan menekan dagu atau menggunakan jari kelingking ibu.

Menyendawakan bayi di pundak atau paha ibu.

Menggunakan dua payudara bergantian.

Menyusui tanpa jadwal.

J. Tips Agar ASI Lancar

Berikut ini sembilan tips dari Tabloid Mingguan Nakita (15-21 Juni 2009) yang perlu dilakukan ibu demi mendukung produksi ASI:

Carilah informasi tentang keunggulan ASI eksklusif saat ibu sedang hamil untuk menimbulkan motivasi menyusui.

Saat persalinan tiba, pilihlah rumah sakit yang melaksanakan kebijakan rawat gabung sehingga ibu dapat memberi ASI on demand (saat dibutuhkan).

Siapkanlah diri secara fisik dan mental untuk menyusui. Hal ini akan membuat hormon oksitosin bekerja memproduksi ASI.

Dukungan suami sangat diperlukan. Jangan takut ditinggal suami karena payudara menjadi jelek. Menyusui tidak mengubah bentuk payudara Anda.

Belajarlah cara dan posisi menyusui yang benar.

Janganlah memberi makanan/minuman apapun selain ASI pada bayi yang baru lahir.

Carilah suasana yang tenang dan bersikaplah rileks saat menyusui.

Hindarilah stres.

Konsumsilah makanan bergizi, buah-buahan, dan rajinlah minum air putih setidaknya 8-10 gelas per hari.

K. Mengapa Susu Formula?

Beberapa alasan yang mendasari pemberian susu formula kepada bayi menurut Dini Dachlia (1996) adalah sebagai berikut:

ASI belum keluar, sebagai sambilan ketika ASI belum banyak atau karena merasa ASI kurang.

Puting payudara masuk sehingga ASI sulit keluar.

Mencoba-coba agar terbiasa ketika anak ditinggal kerja.

ASI terasa kurang akibat mengonsumsi obat perangsang haid.

L. Fakta Seputar ASI, Prolaktin, dan Oksitosin

Menurut Nelson (1996) dan Mexitalia M (2004), ada beberapa fakta seputar ASI, prolaktin, dan oksitosin yang perlu diketahui:

Mulainya lagi menstruasi seharusnya tidak menghalangi kelanjutan menyusui.

Tinja bayi yang minum ASI memiliki pH yang lebih rendah daripada tinja bayi peminum susu sapi.

Kadar vitamin K yang rendah pada ASI dapat menyebabkan penyakit perdarahan pada neonatus (bayi baru lahir), sehingga pemberian 1 mg vitamin K1 secara parenteral pada saat lahir dianjurkan untuk semua bayi, terutama bayi yang akan diberi ASI.

Penyakit hemolitik bayi baru lahir (erythroblastosis fetalis) bukan kontraindikasi pemberian ASI.

Jika ibu yang sedang menyusui menderita hepatitis B, bayi harus mendapat protokol imunisasi yang dipercepat dengajn dosis pada saat lahir, 1 bulan, dan 2 bulan.

Ada dua hormon yang bekerja pada proses menyusui, yaitu: prolaktin dan oksitosin.

Beberapa hal yang perlu diketahui tentang prolaktin:

Prolaktin lebih banyak diproduksi pada malam hari, sehingga menyusui pada malam hari sangatlah penting untuk mempertahankan laktasi.

Prolaktin membuat ibu rileks bahkan terkadang mengantuk, sehingga ibu tetap dapat beristirahat meskipun menyusui malam hari.

Hormon yang berkaitan dengan prolaktin dapat menekan pematangan sel telur, maka menyusui dapat membantu menunda kehamilan.

Beberapa tanda dan perasaan bahwa refleks oksitosin berjalan adalah:

Ibu merasa ada perasaan memeras dan menggelitik di dalam payudara sesaat, sebelum, dan sesudah menyusui.

ASI mengalir dari payudara saat ibu memikirkan bayinya atau mendengar tangisan bayi.

ASI menetes pada payudara sebelahnya saat bayinya mengisap/menetek.

ASI memancar halus saat bayi menghentikan menetek di tengah menyusui.

Nyeri karena kontraksi rahim, terkadang dengan aliran darah saat menyusui dalam minggu pertama.

Isapan serta menelan yang pelan dan dalam oleh bayi, menunjukkan bahwa ASI mengalir ke dalam mulutnya.

M. Mitos Seputar ASI

Inilah beberapa mitos seputar ASI dan ibu menyusui yang sangat menyesatkan dan merugikan masyarakat (Rosita S, 2008 dan Suradi R, Tobing HKR, 2004):

Selama menyusui harus keramas tiap pagi biar darah putih tidak naik ke kepala dan menyebabkan kebutaan.

Menyusui membuat payudara kendur dan tidak bagus lagi.

ASI bisa basi dan harus dibuang.

Setelah keluar rumah, ASI harus dibuang dulu agar bayi tidak gumoh.

Ibu menyusui tidak boleh makan makanan yang pedas dan amis.

Setelah ke kamar mandi harus membuang ASI pertama dan minum air hangat.

Ibu menyusui tidak boleh minum es dan air panas.

ASI yang putih kental, seperti santan, lebih bagus dari ASI yang encer.

ASI bisa merusak kulit bayi.

Tidak boleh menyusui saat Maghrib.

ASI tidak boleh mengenai alat kelamin bayi pria.

ASI yang tidak terminum menyebabkan kanker.

ASI membuat anak obesitas.

Makan ayam arak akan membuat ASI lancar dan bayi cepat gemuk.

ASI hari pertama harus dibuang.

Bayi yang hanya minum ASI butuh asupan vitamin D.

Sebelum menyusui puting harus dibersihkan terlebih dahulu.

Dengan memompa atau memerah ASI seorang ibu bisa tahu seberapa banyak produksi ASI-nya.

ASI tidak cukup mengandung zat besi untuk kebutuhan bayi.

Menyusui membuat ibu repot dan tidak bisa beraktivitas.

Tidak ada cara untuk mengetahui seberapa banyak bayi menyusu pada ibunya.

Kecanggihan teknologi memungkinkan kandungan susu formula hampir sama dengan kandungan ASI.

Seorang ibu perokok sebaiknya tidak menyusui bayinya.

Ukuran payudara yang kecil sehingga tidak mungkin menyusui.

Menyusui membuat ibu menjadi gemuk.

Menyusui menyebabkan diare.

Pada masyarakat To Bunggu, Sulawesi Selatan, makanan tambahan (selain ASI) diberikan sebagai penenang agar bayi tidak selalu menangis.

Di pulau Lombok, penduduknya percaya bahwa ASI tidak cukup membuat bayi cepat besar dan kuat, sehingga diberi makanan tambahan pada usia bayi sangat dini. Di usia tiga hari kelahirannya, si Bayi sudah diberi nasi pakpak, yaitu nasi yang sudah dikunyah sang Ibu hingga lembut, lalu isuapkan pada bayi.

N. Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui

Pentingnya pemberian ASI eksklusif telah dituangkan di dalam Instruksi Presiden No. 14 tahun 1974 tentang perbaikan menu makanan rakyat dan Kepmenkes No. 450/MENKES/SK/IV/2004 tentang pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif pada bayi di Indonesia. Peraturan terbaru ini disertai dengan ”Sepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui (LMKM)” yang meliputi:

Sarana Pelayanan Kesehatan (SPK) mempunyai kebijakan peningkatan pemberian air susu ibu (PP-ASI) tertulis yang secara rutin dikomunikasikan kepada semua petugas.

Melakukan pelatihan bagi petugas dalam hal pengetahuan dalam hal keterampilan untuk menerapkan kebijakan tersebut.

Menjelaskan kepada semua ibu hamil tentang manfaat menyusui dan penatalaksanaannya dimulai sejak masa kehamilan, masa bayi lahir sampai umur 2 tahun, termasuk cara mengatasi kesulitan menyusui.

Membantu ibu mulai menyusui bayinya dalam 30 menit setelah melahirkan, yang dilakukan di ruang bersalin. Apabila ibu mendapat operasi Caesar, bayi disusui setelah 30 menit ibu sadar.

Membantu ibu bagaimana cara menyusui yang benar dan cara mempertahankan menyusui meski ibu dipisah dari bayi atas indikasi medis.

Tidak memberikan makanan atau minuman apapun selain ASI kepada bayi baru lahir.

Melaksanakan rawat gabung dengan mengupayakan ibu bersama bayi 24 jam sehari.

Membantu ibu menyusui semau bayi semau ibu tanpa pembatasan terhadap lama dan frekuensi menyusui.

Tidak memberikan dot atau kempeng kepada bayi yang diberi ASI.

Mengupayakan terbentuknya Kelompok Pendukung ASI (KP-ASI) dan rujuk ibu kepada kelompok tersebut ketika pulang dari Rumah Sakit/Rumah Bersalin/Sarana Pelayanan Kesehatan.

O. Panduan Menyusui untuk Ibu Bekerja

Menurut Mexitalia M (2004), ibu yang bekerja dan tetap menyusui anaknya setelah bekerja memiliki beberapa keuntungan, yaitu: meningkatkan produktivitas kerja, menurunkan angka absensi antara lain karena anak sakit, dan menurunkan ketegangan ibu. Untuk mengatasi masalah yang mungkin timbul saat ibu bekerja, pedoman berikut ini dapat dipakai.

* Sebelum melahirkan

Komunikasikan rencana untuk menyusui setelah melahirkan dengan atasan atau pemilik perusahaan tentang:

Lama cuti melahirkan.

Diskusikan saat istirahat makan siang atau waktu lain untuk memeras ASI, tempat yang memadai untuk memeras ASI sekaligus meyimpannya.

Kemungkinan untuk bekerja sebagai tenaga penuh, paruh waktu, atau dimungkinkan tetap bekerja di rumah.

Pelajarilah aturan tentang menyusui pada ibu bekerja.

* Saat cuti melahirkan

Pertahankan kelangsungan menyusui dengan menyusui eksklusif selama mungkin.

Hindari menggunakan dot atau botol samapai menyusui menjadi mantap, umumnya 3-4 minggu pertama.

Mempelajari cara pemberian ASI yang diperas dengan gelas/sendok (lebih dianjurkan) atau dengan botol saat bayi berusia 4 minggu.

Pastikan ada tempat penitipan bayi di (dekat/sekitar) tempat bekerja atau ada pengasuh untuk bayi apabila bayi ditinggal di rumah.

Melatih cara mengeluarkan ASI dengan diperas atau dipompa.

Memilih baju kerja yang memungkinkan memeras ASI dengan nyaman.

* Saat kembali bekerja

Kurangi kecemasan dan hindari kelelahan bekerja dengan istirahat yang cukup.

Pastikan perlengkapan untuk memeras/memompa ASI serta almari es dan kotak pendingin ada di tempat kerja.

Bawalah foto bayi Anda ke tempat kerja.

Susuilah bayi sesaat sebelum berangkat bekerja dan sesegera mungkin setelah pulang dari tempat kerja.

Ingatkan pengasuh bayi untuk tidak memberikan susu dengan botol mendekati ibu pulang dari kerja.

Keluarkanlah ASI setidaknya setiap 3 jam untuk menghindari engorgement (pembengkakan/mbangkaki – Jw.).

Pakailah baju yang nyaman sehingga mudah untuk menyusui/memeras ASI.

Susuilah bayi lebih sering pada malam hari dan pada akhir minggu.

Berkonsultasilah segera pada dokter/petugas kesehatan jika timbul masalah.

P. Cara Memeras ASI dengan Tangan dan Tempat Penyimpanan ASI

Cara Memeras ASI dengan Tangan

Berikut ini cara memeras ASI sesuai standar WHO/UNICEF (1993):

Cucilah tangan sampai bersih, duduk/berdiri dengan nyaman dan pegang cangkir/mangkuk bersih dekat ke payudara. Letakkan ibu jari di atas puting dan areola dan jari telunjuk di bagian bawah puting dan areola berlawanan dengan ibu jari dan jari lain menopang payudara.

Tekanlah ibu jari dan jari telunjuk sedikit ke arah dada, jangan terlalu kuat agar tidak menyumbat aliran susu, lalu tekanlah sampai teraba sinus laktiferus, yakni tempat penampungan ASI di bawah areola.

Tekan dan lepas, tekan dan lepas. Kalau terasa sakit berarti tehniknya salah. ASI akan mengalir terutama bila refleks oksitosinnya aktif.

Tekanlah dengan cara yang sama disisi sampingnya untuk memastikan memerasnya dari semua segmen payudara.

Hindarilah mengelus jari pada kulit payudara, namun sebaiknya seperti menggelinding.

Hindari memencet puting karena hal ini sama dengan jika bayi mengisap pada puting.

Peraslah ASI selama 3-5 menit sampai ASI berkurang pada satu payudara, lalu berpindahlah ke payudara sisi satunya, demikian terus sampai kosong.

Memeras ASI memerlukan waktu 20-30 menit. Usahakan tidak terlalu cepat dari waktu yang ditentukan itu.

Tempat Penyimpanan ASI

Temperatur ruangan
Kolostrum (17-32 ºC)
: 12 jam

ASI (19-25 ºC)
: 4-8 jam

Almari es
ASI (0-4 ºC)
: 1-8 hari

Freezer
Freezer bagian dari lemari es (beku)
: 2 minggu

Freezer terpisah, tertutup (beku)
: 3-4 bulan

Peti khusus freezer (-19 ºC)
: 6 bulan


(Sumber: Mexitalia M, 2004)

Q. Tanda Bayi Siap Mendapatkan Makanan Padat

Berikut ini tanda bayi siap mendapatkan makanan padat (Mexitalia M, 2004):

Saat didudukkan mampu menyangga kepala.

Gerakan ekstrusi hilang (saat bayi diberi makanan di lidahnya, bayi tidak akan menjulurkan lidahnya untuk mengeluarkan lidahnya itu).

Bayi mampu mengunyah.

Mampu untuk mengambil makanan dengan tangan dan memasukkan ke dalam mulut.

Keinginan untuk menyusu lebih lama atau sering yang tidak diakibatkan karena bayi sakit atau ada perubahan kebiasaan bayi.

PENUTUP

Memperhatikan manfaat yang bisa diperoleh dari pemberian ASI eksklusif, diharapkan artikel ini bisa membuka cakrawala, menyibak tirai pengetahuan masyarakat, terutama kaum ibu hamil, di dalam mendidik dan memelihara anaknya.

Semoga semua yang tertulis di dalam artikel ini dapat dimanfaatkan secara optimal dan maksimal oleh semua pihak sehingga melalui ASI eksklusif lahirlah generasi-generasi penerus bangsa yang beriman, cerdas, dan sehat secara mental, emosional, sosial, budaya, dan spiritual.

Akhir kata, penulis kutip mutiara ASI eksklusif sebagai penutup artikel ini:

“Breastfeeding is important for the healthy growth and development of all babies. Scientist confirm what mothers have always known: breastfeeding is more than just feeding and breastmilk is more than just a food.” (Dr. Georg Petersen)

“Imunisasi bayi ibu setiap hari dengan memberinya ASI eksklusif.” (International Lactation Consultant Association)

“Pengertian dan dukungan Ayah dalam upaya pemberian ASI eksklusif adalah suatu investasi yang berharga.” (Dr. William Sears)

“Untuknya adalah yang terbaik. Tiada yang dapat menandinginya. Air susu ibu adalah mata air kehidupan baginya dan sentuhan Ayah adalah kekuatannya.” (Dr. Utami Roesli, SpA., MBA., CIMI.)

DAFTAR PUSTAKA

Alkatiri S. Kajian Imunoglobulin di Dalam ASI pada Berbagai Status Gizi Ibu Menyusui dan Tingkat Kesehatan Bayi yang Disusui. Airlangga University Press. Surabaya. 1996;21-24.

Anonim. Tips Agar ASI Lancar. Tabloid Mingguan Nakita No. 533/TH XI/15-21 Juni 2009. Hlm 23.

Dachlia D. Alasan yang Mendasari Ibu Memberikan Susu Formula sebagai Pengganti ASI Sebelum Bayi Berusia 4 Bulan.

Mexitalia M. Exclusive Breastfeeding and The Right Time of Weaning. Nestle Nutrition Update. Makasar. 12-14 Maret 2004.

Nelson WE, Behrman RE, Kliegman R, Arvin AM (Ed). Nelson Textbook of Pediatrics. 15/E. W.B. Saunders Company. Philadelphia. 1996.

Notoatmodjo S. Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. PT Rineka Cipta. Jakarta. 2007;243-245.

Purwanti HS. Konsep Penerapan ASI Eksklusif. EGC. Jakarta. 2004;25-28,56-61.

Roesli U. Mengenal ASI Eksklusif. Trubus Agriwidya. Jakarta. 2005;6-14.

Roesli U. Pedoman Pijat Bayi. 3rd Ed. Trubus Agriwidya. Jakarta. 2005.

Rosita S. ASI untuk Kecerdasan Bayi. Ayyana. Yogyakarta. 2008;9-22.

Suradi R, Tobing HKR (Ed.). Manajemen Laktasi. Cetakan Ke-2. Program Manajemen Laktasi Perkumpulan Perinatologi Indonesia. Jakarta. 2004.

WHO/UNICEF. Breastfeeding counseling a training course, participants’ manual. WHO. 1993.

Sumber :

Dr. Dito Anurogo, alumnus Fakultas Kedokteran UNISSULA Semarang, juga anggota FLP (Forum Lingkar Pena) Semarang dan Member of IFMSA (International Federation of Medical Students' Associations). Prestasinya: pernah menjadi delegasi Indonesia untuk INTERNATIONAL TRAINING EXCHANGE PROGRAMME di Hungaria, Delegasi Indonesia untuk riset di Italia dan menjadi juara II HOKI Online Literary Awards 2008 (HOLY 2008). Ia juga pernah menjadi Nominator Lomba Penulisan Esai Ilmiah Populer Harun Yahya ...

http://netsains.com/2009/07/rahasia-di-balik-keajaiban-asi/

Manfaat ASI untuk Pencegahan Autis

Aleysius Gondosari

ASI merupakan makanan yang luar biasa bagi bayi. Selain meningkatkan kecerdasan, ASI mampu meningkatkan daya tahan bayi terhadap penyakit. Salah satu penyakit yang saat ini cukup banyak ditemukan adalah Autis. Autis adalah penyakit gangguan saraf. Hal ini menyebabkan anak sulit berkonsentrasi dengan baik. Jadi apa hubungan antara pemberian ASI dan pencegahan Autis?

Idealnya, vaksinasi diberikan pada bayi ketika kondisi tubuhnya sedang sehat. Sebab vaksin merupakan virus penyakit yang dilemahkan. Tujuannya, agar dengan pemberikan vaksin, tubuh bayi akan menghasilkan antibodi yang mampu menahan serangan penyakit tersebut.

Tetapi bila tubuh bayi dalam kondisi tidak sehat, antibodi akan lebih sulit dan lebih lama terbentuk. Bila ini terjadi, ada kemungkinan terjadi gangguan pada kesehatan bayi yang dapat memicu terjadinya Autis. Bila selanjutnya bayi kurang mendapat perhatian dari orang tua, ini akan membuat bayi benar-benar menderita Autis. Sebab perhatian orang tua diperlukan bayi untuk meningkatkan kesehatan dan kemampuannya untuk belajar.

ASI mempunyai energi pembentuk antibodi yang cukup tinggi, yaitu sebesar +30%. Kita akan bandingkan dengan susu sapi segar, susu bayi, susu yoghurt, dan susu tepung kedele. Berikut ini perbandingan Indeks Energi pembentuk antibodi:
Susu ASI = +30%
Susu sapi segar = +5%
Susu yoghurt = +1%
Susu bayi = 0%
Susu tepung kedele = 0%

Dari perbandingan energi di atas, terlihat bahwa ASI diperlukan bayi agar tubuhnya lebih sehat dan lebih mudah menghasilkan antibodi. Dengan demikian, ASI sangat bermanfaat bagi bayi agar mudah menghasilkan antibodi. Sebaiknya bayi mendapat SI cukup lama agar daya tahan tubuhnya cukup baik. Para pangeran di Tiongkok zaman dulu minum ASI sampai umur beberapa tahun. Hal ini tentu dilandasi kepercayaan bahwa ASI memang makanan terbaik untuk bayi, sehingga calon raja juga harus mempunyai tubuh yang sehat dan otak yang cerdas. Jadi sebaiknya, bayi bisa mendapat ASI dari Ibunya cukup lama, yaitu antara 9 bulan sampai 24 bulan.

Sumber :
http://www.erabaru.net/featured-news/48-hot-update/9163-manfaat-asi-untuk-pencegahan-autis
7 Januari 2010

Sadar ASI Eksklusif Belum Meluas

Kesadaran kaum ibu, baik di perkotaan maupun pedesaan, untuk memberikan ASI eksklusif kepada anaknya pada usia 0-6 bulan belum meluas. Promosi susu formula melalui iklan di berbagai media massa dan pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini menjadi dua hambatan utama pemberian ASI eksklusif.

Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Mia Sutanto mengemukakan hal itu dalam diskusi AIMI, Senin (21/12/2009) di Jakarta. ”Susu formula dan makanan pendamping ASI berisiko tinggi bagi bayi karena sistem pencernaan mereka masih lemah dan rentan bakteri,” ujarnya.

Susu formula berisiko terhadap kesehatan karena tidak ada jaminan 100 persen bebas bakteri sejak proses pemerasan hingga dikonsumsi. ”Tetapi, kalau ASI, kan langsung dari ibu ke anaknya,” kata Mia.

Wakil Ketua AIMI Nia Umar menambahkan, kaum ibu kerap memberikan makanan tambahan, seperti bubur lembut, karena merasa persediaan ASI-nya tidak mencukupi. Bisa jadi persediaan ASI-nya sebenarnya masih banyak, tetapi karena perawatan kurang tepat, ASI jadi berkurang.

Mia mengakui, kondisi untuk menyusui di Indonesia belum ideal. Selain kurang optimalnya dukungan pemerintah, ketersediaan fasilitas ruangan untuk menyusui (nursery room) di tempat umum atau perkantoran juga masih minim. ”Payung hukumnya sudah ada, tetapi pelaksanaannya belum,” kata Mia.

Jika dukungan pemerintah kuat, kampanye sosialisasi ASI akan lebih mudah, terutama ke posyandu melalui konselor laktasi (proses menyusui mulai dari produksi ASI hingga proses bayi mengisap dan menelan ASI). Lagi pula untuk mencegah gizi buruk dan kematian ibu melahirkan dan bayi, ASI eksklusif ialah cara termudah, termurah, dan terbaik.

Beranggotakan 4.800 orang, AIMI berharap bisa mendorong pemerintah berpihak kepada ASI eksklusif dan menekan konsumsi susu formula. ”Susu formula masih sampai pedesaan, apalagi ketika terjadi bencana. Sayangnya banyak posyandu justru mendukung pemberian susu formula. Masyarakat harus tahu risiko susu formula dan bukan hanya kelebihannya,” kata Nia. (LUK)

Sumber:
http://kesehatan.kompas.com/read/xml/2009/12/23/0643562/sadar.asi.eksklusif.belum.meluas

86% Bayi di Indonesia tidak Diberi ASI Eksklusif

Hanya 14% ibu di Tanah Air yang memberikan air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayinya sampai enam bulan. Rata-rata bayi di Indonesia hanya menerima ASI eksklusif kurang dari dua bulan. Hasil yang dikeluarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) periode 1997-2003 cukup memprihatinkan. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif sangat rendah.

Direktur Bina Gizi Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan (Depkes) Ina Hernawati menjelaskan, fenomena semacam itu akan berimbas buruk bagi kesehatan balita. Ia merujuk pada penelitian di Ghana, yang menunjukkan bahwa 16% kematian bayi baru lahir bisa dicegah bila bayi disusui pada hari pertama kelahiran. ''Angka harapan hidup bayi akan meningkat menjadi 22% jika bayi disusui pada 1 jam pertama setelah kelahiran,'' kata Ina di sela-sela kampanye pekan ASI eksklusif sedunia di Jakarta, kemarin.

The World Alliance for Breastfeeding Action (WABA) memperkirakan 1 juta bayi dapat diselamatkan setiap tahunnya bila diberikan ASI pada 1 jam pertama kelahiran, kemudian dilanjutkan ASI eksklusif sampai dengan enam bulan. Ina menyebutkan, sejatinya kelompok masyarakat yang paling rentan terancam penyakit dan kekurangan gizi adalah ibu hamil, bayi, remaja, dan usia lanjut. Depkes mencatat, dari 10 ibu hamil di Indonesia, kira-kira ada empat ibu yang menderita anemia zat besi, dan dua ibu yang kekurangan gizi. Sementara itu, pada balita, dari 10 balita, sekitar dua sampai tiga balita menderita kekurangan gizi.

''Bila kekurangan gizi pada balita ini tidak segera diatasi, kondisi gizi buruk akan tercipta.'' Kultur sosial Pada kesempatan terpisah, Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta Swasono berpendapat, faktor sosial budaya ditengarai menjadi faktor utama pada pemberian ASI eksklusif pada balita di Indonesia. Ketidaktahuan masyarakat, gencarnya promosi susu formula, dan kurangnya fasilitas tempat menyusui di tempat kerja dan publik menjadi kendala utama. ''Seharusnya tidak ada alasan lagi bagi seorang ibu untuk tidak menyusui bayinya,'' kata Meutia. Ia mengatakan faktor sosial budaya berupa dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif menjadi faktor kunci kesadaran sang ibu untuk memberikan gizi terbaik bagi bayinya.

''Dukungan suami terhadap ibu untuk menyusui harus ditingkatkan. Keluarga dan masyarakat juga harus memberikan arahan dan ruang bagi ibu menyusui,'' jelas Meutia. Pasalnya, minimnya dukungan keluarga dan suami membuat ibu sering kali tidak semangat memberikan ASI kepada bayinya. Tidak sedikit bayi baru berumur dua bulan sudah diberi makanan pendamping karena ketidaktahuan ibu terhadap manfaat ASI. Berdasarkan riset yang sudah dibuktikan di seluruh dunia, ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi hingga enam bulan, dan disempurnakan hingga umur dua tahun.

ASI, selain mengandung gizi yang cukup lengkap, mengandung imun untuk kekebalan tubuh bayi. Keunggulan lainnya, ASI disesuaikan dengan sistem pencernaan bayi sehingga zat gizi cepat terserap. Berbeda dengan susu formula atau makanan tambahan yang diberikan secara dini pada bayi. Susu formula sangat susah diserap usus bayi. Pada akhirnya, bayi sulit buang air besar. Apabila pembuatan susu formula tidak steril, bayi pun rawan diare. Kandungan gizinya pun tidak sama dengan kandungan gizi pada ASI.

Sumber:
Media Indonesia.com, 8 Agustus 2008, dalam :
http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=8009&Itemid=712

Sejuta Manfaat ASI

Selain membantu perkembangan otak, ASI ekslusif juga bagus untuk mempersiapkan sistem pencernaan bayi, karena pada saat lahir pencernaan bayi belum lengkap dan hanya bisa mencerna ASI.






SELAIN membantu perkembangan otak, ASI ekslusif juga bagus untuk mempersiapkan sistem pencernaan bayi, karena pada saat lahir pencernaan bayi belum lengkap dan hanya bisa mencerna ASI.

ASI mengandung nutrisi yang mempunyai fungsi spesifik untuk pertumbuhan otak antara lain long chain polyunsaturated fatty acid (DHA dan AA) untuk pertumbuhan otak dan retina, kolesterol untuk myelinisasi jaringan syaraf, taurin untuk neurontransmitter inhibitor dan stabilisator membran, laktosa untuk pertumbuhan otak, koline yang mungkin meningkatkan memori.

ASI juga mengandung lebih dari 100 macam enzim yang membantu penyerapan zat gizi yang terkandung di dalam ASI. Proses menyusui ASI tidak hanya sekadar memberi makan tapi juga mendidik dan memberikan kebutuhan psychososial. Proses menyusui itu merupakan stimulasi bagi pendidikan anak karena ada kontak mata, diajak bicara, dipeluk dan dielus-elus oleh sang ibu.

Di luar negeri telah banyak dilakukan penelitian terhadap anak yang menyusui ASI lebih dari setengah abad yang lalu. Mulai dari Douglas tahun 1950 yang menemukan bahwa anak ASI lebih cepat bisa berjalan, sampai penelitian oleh Lucas (1996) dan Riva (1998) yang menemukan bahwa nilai IQ anak ASI lebih tinggi beberapa poin.

Berdasarkan hasil studi Horwood & Fergusson tahun 1998 terhadap 1000 anak berusia 13 tahun di Selandia Baru, tampak kecenderungan kenaikan lama pemberian ASI sesuai dengan peningkatan IQ, hasil tes kecerdasan standar, peningkatan rangking di sekolah dan peningkatan angka di sekolah.

Tidak hanya itu, penelitian lain yang dilakukan di negara yang berbeda pada tahun 2002 juga seiya sekata dengan hasil studi Horwood & Fergusson. Richards dkk di Inggris menemukan bahwa anak-anak yang diberi ASI secara bermakna menunjukkan hasil pendidikan yang lebih tinggi.

Semua hasil penelitian tersebut menyakinkan manfaat positif memberikan ASI bahwa anak ASI lebih cerdas. Anak yang diberi ASI akan lebih sehat, IQ lebih tinggi, EQ dan SQ lebih baik bahkan soleh dan soleha.

Penelitian yang dilakukan para ilmuwan Universitas Bristol mengungkap bahwa di antara manfaat ASI jangka panjang adalah dampak baiknya terhadap tekanan darah, yang dengannya tingkat bahaya serangan jantung dapat dikurangi.

Kelompok peneliti tersebut menyimpulkan bahwa perlindungan yang diberikan ASI disebabkan oleh kandungan zat gizinya. Menurut hasil penelitian itu, yang diterbitkan dalam jurnal kedokteran Circulation, bayi yang diberi ASI berkemungkinan lebih kecil mengidap penyakit jantung.

Telah diungkap bahwa keberadaan asam-asam lemak tak jenuh berantai panjang (yang mencegah pengerasan pembuluh arteri), serta fakta bahwa bayi yang diberi ASI menelan sedikit natrium (yang berkaitan erat dengan tekanan darah) yang dengannya tidak mengalami penambahan berat badan berlebihan, merupakan beberapa di antara manfaat ASI bagi jantung.

Selain itu, kelompok penelitian yang dipimpin Dr Lisa Martin, dari Pusat Kedokteran Rumah Sakit Anak Cincinnati di Amerika Serikat, menemukan kandungan tinggi hormon protein yang dikenal sebagai adiponectin di dalam ASI. Kadar adiponectin yang tinggi di dalam darah berhubungan dengan rendahnya risiko serangan jantung. Kadar adiponectin yang rendah dijumpai pada orang yang kegemukan dan yang memiliki risiko besar terkena serangan jantung.

Oleh karena itu telah diketahui bahwa risiko terjadinya kelebihan berat badan pada bayi yang diberi ASI berkurang dengan adanya hormon ini. Lebih dari itu, mereka juga menemukan keberadaan hormon lain yang disebut leptin di dalam ASI yang memiliki peran utama dalam metabolisme lemak. Leptin dipercayai sebagai molekul penyampai pesan kepada otak bahwa terdapat lemak pada tubuh.

Sementara itu, pemberian susu formula memang tidak dianjurkan. Bayi yang diberi susu formula terancam obesitas. Kebanyakan susu formula berbasis susu sapi yang mengandung protein jauh lebih banyak dari protein manusia. Kita tahu bahwa hewan cenderung lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan manusia.

Tidak heran sebuah penelitian menyebutkan bahwa bayi yang mendapat ASI tidak segemuk bayi yang mendapat susu formula. Pertumbuhannya lebih bagus dan jarang sakit. Tidak sedikit bayi diare akibat susu formula karena gula susu sapi (laktosa) pada beberapa bayi.

Susu formula di pasaran kini banyak mengandung tambahan nutrisi berupa asam lemak seperti AA dan DHA yang dipercaya dapat mencerdaskan anak. Namun, bayi tidak memiliki kemampuan untuk mencerna semua zat gizi tersebut.

Pada bayi, produksi enzim belum sempurna untuk dapat mencerna lemak, sedangkan dalam ASI sudah disiapkan enzim lipase yang membantu mencerna lemak, dan enzim ini tidak terdapat pada susu formula atau susu hewan.

Sumber :
http://news.id.msn.com/okezone/lifestyle/article.aspx?cp-documentid=3765044
28 Desember 2009

Ingin Anak Cerdas, Ya Berika ASI!

RATNA (30), ketika baru melahirkan, langsung memberikan ASI kepada anaknya yang diawali dengan pemberian ASI eksklusif (asupan bayi hanya berupa ASI saja) selama enam bulan. Ketika umur enam bulan ke atas, ia pun mulai memberikan makanan tambahan berupa bubur lunak. Dalam perkembangan dan pertumbuhan selanjutnya, anaknya menjadi seorang anak yang cerdas dan berprestasi di sekolah serta tubuhnya sehat dan tidak mudah sakit.

Apa yang dialami Ratna memang bukan hal aneh lagi. Karena ASI sejak dulu diyakini punya banyak manfaat, baik terhadap anak maupun si ibu.

Kandungan antibodi yang terdapat dalam ASI dikenal cukup ampuh sehingga bayi yang mendapat ASI eksklusif lebih sehat dan lebih kuat dibanding yang tidak mendapat ASI. Tak hanya itu ASI pun mampu mencegah terjadinya kanker linfomamaligna (kanker kelenjar).

Termasuk menghindarkan anak dari busung lapar, seperti yang marak belakangan ini. Sebab komponen gizi ASI paling lengkap, termasuk protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin, dan zat-zat penting lain yang belum terungkap. Apalagi ASI adalah cairan hidup yang mampu diserap dan digunakan tubuh dengan cepat. Manfaat ini tetap diperoleh meski status gizi ibu kurang.

Sebagai makanan optimal bagi bayi, ASI mengandung lemak yang berperan dalam menyediakan energi dan perkembangan sistem saraf pusat bagi bayi. Menurut Ari Yunanto, dokter spesialis anak, konsultan Perinatologi RSUD Ulin Banjarmasin menyebutkan lemak terpenting dalam ASI yaitu asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang seperti asam dokosaheksanoat (DHA= docosahexanoat acid) dan asam arakidonat (AA = Arachidonat Acid).

Selama kehamilan AA dan DHA ditransportasikan ke tubuh janin melalui plasenta ke dalam darah vena. Setelah lahir, bayi mendapat suplai AA dan DHA melalui ASI, namun konsentrasi AA dan DHA melalui ASI tergantung asupan asam lemak ibu.

DHA sendiri berperan penting dalam perkembangan fungsi saraf pada bayi yakni komponen penting membran sel saraf. Bahkan asam lemak ini diketahui mempengaruhi kondisi biofisik struktur membran sel sehingga menjadi lebih tebal, lebih cair dan lebih padat dengan demikian mampu mempengaruhi aktivitas transmembran pada sel saraf. "Dibanding orang dewasa, kedua asam lemak ini secara khusus lebih besar pada bayi. Jenis asam ini termasuk lemak esensial yang penting bagi pertumbuhan manusia," ujarnya.

Selama masa kehamilan, AA dan DHA ditransportasikan ke tubuh janin melalui plasenta ke dalam darah vena. Setelah lahir, bayi mendapat suplai AA dan DHA melalui ASI, namun konsentrasi AA dan DHA melalui ASI tergantung asupan asam lemak ibu.

Jenis asam ini banyak terdapat dalam makanan berupa minyak tumbuhan seperti minyak biji rami, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari, dan minyak kanola. Asam -linolenat yang merupakan sumber untuk mengolah DHA dapat dimetabolisme menjadi beberapa asam lemak n-3 seperti asam eikosapentanoat (EPA; 20:5n-3) dan asam dokosaheksanoat (DHA; 22:6n-3).

Alga merupakan produsen primer DHA di ekosistem, dan beberapa minyak alga kaya akan DHA. Sebagaimana yang kita tahu ikan adalah pengkonsumsi tumbuhan air seperti alga sehingga ikan kaya akan DHA dan EPA.

Kedua asam lemak ini secara khusus terkandung dalam jumlah yang lebih besar pada bayi dibandingkan pada orang dewasa.

DHA juga berperan dalam perkembangan daya kognitif pada bayi yang nantinya akan berperan dalam pembentukan perilaku. Selain itu menurut Judge, DHA juga diketahui berperan dalam perkembangan IQ (Intelligence Quotient) pada awal masa anak-anak Pada anak-anak, AA dan DHA bermanfaat dalam menurunkan angka mortalitas akibat kelainan kardiovaskular. Pada orang dewasa keduanya berperan dalam mencegah penyakit Alzheimer dan tipe lain dari demensia (pikun) karena kemampuannya dalam menghambat kematian sel akibat proses penuaan.

Bisa Diet Alami

Selain bermanfaat untuk bayi, proses pemberian ASI juga bermanfaat bagi ibu. Salah satunya diet alami. Artinya dengan dengan memberikan ASI eksklusif, berat badan ibu yang bertambah selama hamil akan segera kembali mendekati berat semula.

Naiknya hormon oksitosin selagi menyusui, menyebabkan kontraksi semua otot polos, termasuk otot-otot rahim. Nah, karena ini berlangsung terus-menerus, nilainya kurang lebih sama dengan senam perut.

Begitu juga aktivitas bangun malam untuk menyusui si kecil yang haus dan mengganti popok basahnya yang setara dengan olahraga. Belum lagi berbagai kegiatan yang dilakukan di siang hari, seperti, menggendong, memberi makan, mengajak bermain dan sebagainya.

Disamping itu ASI bisa mencegah kanker khususnya kanker payudara. Pada saat menyusui, hormon estrogen mengalami penurunan. Sementara tanpa aktivitas menyusui, kadar hormon estrogen tetap tinggi dan inilah yang diduga menjadi salah satu pemicu kanker payudara karena tidak adanya keseimbangan antara hormon estrogen dan progesteron.

ASI pun bisa mengurangi risiko anemia, karena disaat menyusui otomatis risiko perdarahan pascabersalin berkurang. Naiknya kadar hormon oksitosin selama menyusui akan menyebabkan semua otot polos mengalami kontraksi. Kondisi inilah yang mengakibatkan uterus mengecil sekaligus menghentikan perdarahan. Harap diketahui, perdarahan yang berlangsung dalam tenggang waktu lama merupakan salah satu penyebab anemia. (bpg/berbagai sumber)

Sumber :
http://www.bangkapos.com/detail.php?section=1&category=&subcat=23&id=12519

Hanya ASI Satu-satunya Makanan untuk Bayi

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) seringkali digabung dengan susu formula sejak bayi lahir. Tapi hal ini tidak dapat dibenarkan, karena ASI adalah satu-satunya pilihan yang harus diberikan sejak bayi lahir hingga 6 bulan ke depan.

Maraknya iklan susu formula yang terdapat di televisi, internet, koran maupun di pinggir-pinggir jalan cukup memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan ASI eksklusif pada masyarakat.

"Tingkat menyusui di Indonesia memang diakui masih rendah. Bahkan negara Afganistan yang sering terjadi konflik tingkat menyusuinya masih lebih tinggi dari kita," ujar Mia Sutanto, ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) dalam acara coffee morning AIMI di Restoran Sambara, Jakarta, Senin (21/12/2009).

Lebih lanjut Mia mengungkapkan sekitar 50 persen permasalahan yang terjadi di Indonesia adalah akibat pemasaran iklan susu formula. Jika produsen susu formula tidak boleh membuat iklan di semua sektor, maka setengah dari permasalahan menyusui di Indonesia bisa teratasi. Sehingga pemerintah dan masyarakat tinggal mendukung gerakan ASI eksklusif, meluruskan mitos-mitos yang ada tentang menyusui dan memberikan edukasi seputar menyusui.

Salah satu konsistensi AIMI dalam hal mengkampanyekan pemberian ASI adalah dengan bergabung bersama lembaga dan masyarakat peduli ASI untuk menolak RUU kesehatan terkait dengan adanya kata-kata susu formula dalam RUU tersebut. Hingga akhirnya AIMI dan pihak lain berhasil mendesak para wakil rakyat untuk menghapuskan kata susu formula serta memberikan pasal sanksi bagi semua pihak yang menghalangi pemberian ASI.

Susu formula selama ini diklaim sebagai produk steril, tapi menurut Mia, siapa yang bisa menjamin bahwa produk tersebut benar-benar steril. Karena dalam prosesnya harus melalui berbagai tahapan hingga akhirnya bisa dijual, ada banyak kemungkinan kontaminasi seperti saat proses di pabrik, proses pengiriman serta saat membuat susu formula, apakah botol dan airnya sudah steril.

"Saat bayi baru lahir, ususnya masih berbentuk bolong-bolong dan hanya bisa tertutup sempurna oleh kolostrum yang terdapat di ASI. Lalu apa jadinya jika usus yang bolong tersebut diisi oleh zat asing seperti susu formula, hal ini justru sangat berisiko," ungkap Mia Sutanto.

ASI sebenarnya sudah terbentuk sejak usia kehamilan 16 hingga 22 minggu dan saat plasenta bayi sudah keluar maka dengan sendirinya hormon kehamilan akan menurun sedangkan hormon menyusui akan meningkat. Saat 1-3 hari setelah melahirkan, ASI cenderung akan bertambah banyak dan semakin sering ASI disedot oleh bayi maka produksinya akan semakin banyak.

Pada intinya tidak ada alasan bagi ibu untuk tidak memberikan ASI pada bayinya, karena semua zat yang diperlukan oleh bayi saat baru lahir sudah terdapat di dalam ASI. Diperkirakan hanya 1 dari 1.000 ibu yang tidak bisa menyusui anaknya karena ada kelainan di payudara sang ibu dan kelainan ini sudah bisa terdeteksi sejak masa kehamilan.

Diketahui jelas Mia, sebenarnya banyak risiko yang bisa ditimbulkan jika ibu tidak memberikan ASI dan hanya memberikan susu formula saja. Salah satunya adalah kemungkinan terkontaminasi bakteri dari luar, daya tahan tubuh bayi tidak terlalu kuat serta bisa merusak gigi bayi nantinya akibat penggunaan botol susu.

"Bagi ibu yang menyusui dukungan dari suami, orangtua dan juga sang mertua sangat diperlukan agar si ibu lebih percaya diri. Maka diharapkan tahun 2010 tingkat ibu menyusui di Indonesia bisa meningkat," ujar Nia Umar, wakil ketua dari AIMI.

Banyak cara yang bisa dilakukan oleh ibu untuk tetap memberikan ASI pada anaknya termasuk bagi ibu yang bekerja atau sedang bepergian. Misalnya dengan memompa ASI dan menyimpannya di kulkas atau jika sedang di luar bisa dengan cara menggunakan pakaian berkancing depan dan menutupinya dengan selendang atau pasmina.

"Maka ASI bukanlah yang terbaik tapi the only option (satu-satunya pilihan) susu bagi bayi," ungkap Mia. (ver/ir)

Sumber :
http://health.detik.com/read/2009/12/21/160007/1263747/775/hanya-asi-satu-satunya-makanan-untuk-bayi
21 Desember 2009

Sadar ASI Eksklusif Belum Meluas

Kesadaran kaum ibu, baik di perkotaan maupun pedesaan, untuk memberikan ASI eksklusif kepada anaknya pada usia 0-6 bulan belum meluas. Promosi susu formula melalui iklan di berbagai media massa dan pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini menjadi dua hambatan utama pemberian ASI eksklusif.

Ketua Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Mia Sutanto mengemukakan hal itu dalam diskusi AIMI, Senin (21/12/2009) di Jakarta. ”Susu formula dan makanan pendamping ASI berisiko tinggi bagi bayi karena sistem pencernaan mereka masih lemah dan rentan bakteri,” ujarnya.

Susu formula berisiko terhadap kesehatan karena tidak ada jaminan 100 persen bebas bakteri sejak proses pemerasan hingga dikonsumsi. ”Tetapi, kalau ASI, kan langsung dari ibu ke anaknya,” kata Mia.

Wakil Ketua AIMI Nia Umar menambahkan, kaum ibu kerap memberikan makanan tambahan, seperti bubur lembut, karena merasa persediaan ASI-nya tidak mencukupi. Bisa jadi persediaan ASI-nya sebenarnya masih banyak, tetapi karena perawatan kurang tepat, ASI jadi berkurang.

Mia mengakui, kondisi untuk menyusui di Indonesia belum ideal. Selain kurang optimalnya dukungan pemerintah, ketersediaan fasilitas ruangan untuk menyusui (nursery room) di tempat umum atau perkantoran juga masih minim. ”Payung hukumnya sudah ada, tetapi pelaksanaannya belum,” kata Mia.

Jika dukungan pemerintah kuat, kampanye sosialisasi ASI akan lebih mudah, terutama ke posyandu melalui konselor laktasi (proses menyusui mulai dari produksi ASI hingga proses bayi mengisap dan menelan ASI). Lagi pula untuk mencegah gizi buruk dan kematian ibu melahirkan dan bayi, ASI eksklusif ialah cara termudah, termurah, dan terbaik.

Beranggotakan 4.800 orang, AIMI berharap bisa mendorong pemerintah berpihak kepada ASI eksklusif dan menekan konsumsi susu formula. ”Susu formula masih sampai pedesaan, apalagi ketika terjadi bencana. Sayangnya banyak posyandu justru mendukung pemberian susu formula. Masyarakat harus tahu risiko susu formula dan bukan hanya kelebihannya,” kata Nia. (LUK)

Sumber :
http://kesehatan.kompas.com/read/2009/12/23/0643562/sadar.asi.eksklusif.belum.meluas
23 Desember 2009

Berikan ASI, Bukan Air Susu Ibu Sapi

Tiap makhluk memiliki karakteristik masing-masing, termasuk bayi manusia. Mengapa bayi Anda harus diberi susu dari ibu sapi?

Hidayatullah.com--Ide menggunakan botol susu sebagai pengganti ASI merupakan hal yang aneh 80 tahun lalu. Namun sekarang, para wanita harus dibujuk agar mau meninggalkan botol susu dan kembali menyusui anaknya secara alami.

Alasan seperti; wanita ingin segera kembali bekerja di luar rumah begitu selesai melahirkan, sakit ketika menyusui, atau tidak percaya diri untuk menyusui bayinya, adalah faktor-faktor penyebab berkurangnya jumlah ibu menyusui.

Banyak ahli kedokteran yang selalu mendorong agar para ibu mau memberikan ASI secara alami. Mereka bahkan telah menyodorkan sederet manfaat pemberian ASI, yang baik untuk kesehatan, kecerdasan, dan emosional anak dan ibunya.

Manfaat pemberian ASI secara alami bagi ibu, antara lain:

1. Tidak memberatkan anggaran belanja. ASI tidak perlu dibeli dengan harga yang sangat mahal seperti susu formula.

2. Menyusui bisa membantu mengurangi berat badan ibu.

3. Ketika bayi menghisap susu ibu, hal itu memicu produksi oxytocin yang bisa membuat rahim berkontraksi sehingga kembali ke ukuran semula.

4. Resiko kanker payudara menurun, sejalan dengan lamanya masa menyusui setiap anak.

5. Ibu akan terlindungi dari penyakit diabetes tipe 2, kanker indung telur, dan depresi, setelah melahirkan (PPD).

6. Kegiatan menyusui memerlukan suasanya tenang, sehingga kontak fisik antara ibu dan bayi menimbulkan rasa nyaman bagi keduanya. Kontak fisik membuat ikatan batin ibu dan anak semakin kuat.

7. ASI tidak merepotkan ibu, karena tidak perlu merebus air dan mensterilkan botol. ASI adalah makanan bayi siap saji.

Manfaat pemberian ASI secara alami bagi bayi, antara lain:

1. Ketika bayi menghisap puting ibunya, bukan hanya susu yang didapat, tapi bayi juga melatih rahangnya. Menyedot puting ibu membantu bayi pada masa transisi dari ASI ke makanan padat.

2. Gerakan menyedot susu ibu juga akan memudahkan si bayi untuk belajar bicara.

3. ASI jauh lebih menyehatkan. Colostrum, yaitu susu pertama yang keluar dari puting ibu, mengandung gizi yang sangat lengkap, protein, dan antibodi. Semuanya itu sangat diperlukan bagi bayi yang belum memiliki sistem pertahanan tubuh mumpuni. Antibodi pada ASI yang tidak dimiliki susu formula melindungi bayi dari berbagai macam infeksi.

4. Bayi terlindungi dari penyakit seperti infeksi telinga, virus-virus di perut, diare, infeksi pernafasan, atopic dermatitis, asma, obesitas, diabetes tipe 1 dan 2, leukimia, sindrom kematian bayi mendadak (SIDS), penyakit pencernaan.

ASI mengandung jumlah vitamin D dan E lebih banyak daripada susu formula. Penelitian menunjukkan, ASI dua setengah kali lebih ampuh mencegah terjadinya rakhitis.

ASI mengandung mineral yang bermacam dan jumlahnya lebih banyak dari susu formula. Bahkan banyak mineral yang ada pada ASI tidak dimiliki susu formula. Sebut saja selenium dan chromium. Selenium sangat berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Sementara Chromium membantu menyeimbangkan kadar gula dalam darah.

Mineral seperti kalsium, zat besi, dan mangan pada ASI, bisa dengan mudah diserap tubuh. Namun tidak demikian dengan mineral yang ada pada susu formula.

Tidak seperti susu formula, ASI membantu pembentukan bakteri yang bermanfaat seperti Bifido. Bakteri ini menjaga saluran pencernaan bayi dari bakteri berbahaya, serta mencegah terjadinya kolik dan eksema.

Obesitas jarang dijumpai pada bayi yang minum ASI, tidak seperti mereka yang minum susu formula.

ASI juga membuat bayi lebih cerdas, karena DHA yang sangat penting untuk pembentukan otak jumlahnya lebih banyak. Penelitian menunjukkan, bayi ASI mendapatkan nilai 6-10 poin lebih tinggi dalam tes intelejensia dibandingkan bayi-bayi susu formula.

Dan tentunya logika sederhana menyatakan, ASI pasti cocok untuk bayi, karena ASI memang susu untuk anak manusia. Sedangkan susu formula sebenarnya adalah susu sapi yang tentunya paling cocok untuk anak sapi. [di/bc/illi/www.hidayatullah.com]

Sumber :
http://hidayatullah.com/berita/iptek/10264-berikan-asi-bukan-air-susu-ibu-sapi.html
30 Desember 2009

ASI: Kado Istimewa Ibu untuk Sang Buah Hati

Penyusun: Ummu Nabiilah

Untaian doa untuk ibu yang baru saja menimang buah hatinya turut mengawali sebuah harapan agar sang bayi tumbuh menjadi anak yang kuat dan sehat.Salah satu usaha untuk membentuk anak yang sehat tentu saja dengan pemberian asupan nutrisi yang tepat. Nutrisi terbaik bagi bayi yang baru lahir adalah ASI (Air Susu Ibu).

Keistimewaan ASI

ASI merupakan susu sekaligus makanan terbaik bagi bayi manusia. Tidak ada satu susu pun, meskipun susu tersebut adalah susu sapi, kambing, atau susu lain yang telah diformulasi dengan berbagai zat gizi, yang mampu melebihi keunggulan komposisi ASI. Komposisi ASI telah disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing bayi sejak awal kehidupannya.


Pada hari-1 sampai hari-4, ASI yang keluar merupakan kolostrum yang kaya akan protein yang mampu menjaga daya tahan tubuh. Pada hari-3 sampai kurang lebih hari-10, ASI yang keluar disebut sebagai ASI transisi dimana kadar proteinnya berkurang namun kadar karbohidrat, lemak, serta volumenya pun meningkat. Setelah hari-10, ASI mature yang merupakan susu padat sudah mampu memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi.

Komposisi ASI juga berbeda dari setiap semburan yang keluar. Semburan yang pertama, yang keluar pada 5-10 menit pertama disebut foremilk. Susu ini lebih encer dengan kadar lemak yang lebih rendah. Semburan berikutnya disebut hindmilk dengan kandungan protein, karbohidrat, dan lemak yang lebih lengkap. Semburan pertama memang berkomposisi lebih ringan agar pencernaan bayi lebih siap menerima ASI dengan lemak yang lebih tinggi.

Pemberian ASI kepada bayi secara eksklusif yaitu selama 6 bulan awal kehidupannya kemudian diteruskan hingga 2 tahun bersama makanan pendamping.

ASI memiliki banyak keistimewaan antara lain:
Merupakan susu yang paling tepat dan lengkap nutrisinya di setiap tahapan pertumbuhan bayi dari hari ke hari. Meski di dalam susu sapi (sebagai contoh susu yang paling banyak diberikan pada bayi dan anak-anak) juga terdapat komponen nutrisi yang sama atau (diklaim) lebih banyak daripada ASI, namun komposisi dan bentuk senyawa nutrien tersebut tidak mampu menyamai kandungan nutrisi dalam ASI.

ASI memiliki lebih dari 200 biofactors system (nutrisi terintegrasi dalam jumlah dan perbandingan yang tepat) sehingga dapat menghasilkan nutrisi tumbuh kembang dan perlindungan/daya tahan tubuh yang optimal. Sebagai contohnya, kandungan laktosa dalam ASI lebih mudah dicerna oleh pencernaan bayi daripada laktosa yang ada pada susu sapi karena di dalamnya terkandung materi laktase sebagai bahan pembentuk enzim laktase yang berfungsi memecah laktosa menjadi senyawa yang lebih sederhana yang lebih mudah dicerna oleh pencernaan bayi. Apabila laktosa tidak dapat dicerna oleh pencernaan bayi,yang terjadi adalah diare bahkan muntah-muntah yang sering dialami oleh bayi yang mengkonsumsi susu sapi.
ASI mengandung faktor protektif (pelindung) sehingga bayi yang mendapatkan ASI memiliki kekebalan tubuh yang lebih baik sehingga jarang terkena penyakit.
Tidak ada bayi yang alergi terhadap ASI karena immunoglobulin pada kolostrum selain sebagai antibakteri juga berfungsi untuk mencegah terserapnya makromolekul asing yang dapat memicu alergi.
Berdasar penelitian, anak yang mendapatkan ASI umumnya memiliki kecerdasan lebih dibanding anak yang tidak diberi ASI eksklusif.
Bagi sang ibu, pemberian ASI dapat mempercepat pengecilan rahim dan mencegah terjadinya perdarahan pasca melahirkan melalui mekanisme hormon oksitosin. Selain itu, pemberian ASI mampu mengurangi resiko kanker payudara dan kanker ovarium.
Menyusui mampu memperkuat ikatan emosional antara ibu dengan sang bayi. Bayi akan merasa aman dan nyaman dalam dekapan ibunya. Hubungan kasih sayang yang kokoh ini dapat memberikan efek positif pada perkembangan psikologi anak.
ASI selalu tersedia, praktis, steril, dan selalu dalam suhu yang pas untuk diminum.
Tidak perlu ada dana khusus yang disediakan untuk “membeli” ASI karena ASI bisa didapatkan gratis dari ibu tidak sebagaimana susu formula.

Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

Salah satu kunci awal keberhasilan program ASI eksklusif adalah dengan melaksanakan Inisiasi Menyusui Dini (IMD). IMD adalah bagian dari proses persalinan normal dimana bayi yang lahir dalam satu jam kehidupannya langsung ditengkurapkan di atas perut ibunya dan dibiarkan mencari sendiri puting ibunya, tanpa bantuan siapapun.

Dengan insting penciumannya, biasanya bayi akan menemukan puting ibunya setelah 30-50 menit. Setelah itu, refleks mengisap yang dimiliki bayi sejak dalam kandungan akan segera difungsikan kembali. Proses IMD masih berlanjut dengan membiarkan sang bayi menyusu minimal setengah jam.

Begitu lahir, tali pusat bayi dipotong dan tubuhnya dibersihkan dari kotoran yang menempel. Tanpa dibedong, bayi langsung ditengkurapkan di dada atau perut ibu dengan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu (skin to skin contact). Ibu dan bayi diselimuti bersama-sama. Kondisi ini akan menimbulkan kehangatan dan ikatan batin. Tidak perlu khawatir bayi akan kedinginan karena kulit dada ibu yang baru saja melahirkan bersuhu satu derajat lebih hangat daripada ibu yang tidak melahirkan. Kalau bayi kedinginan, suhu tubuhnya pun akan naik secara otomatis dua derajat. Begitu bayi merasa kepanasan, suhu kulit ibu pun akan menyesuaikan dengan turun satu derajat.

Pengaturan suhu alami dalam skin to skin contact ketika IMD ini, menurut dr. Utami Roesli, Sp.A., MBA, IBCLCC, ketua Sentra Laktasi Indonesia, lebih bagus daripada alat inkubator yang biasa digunakan untuk menghangatkan bayi. Selanjutnya, bayi dibiarkan mencari sendiri puting ibunya dan mengisapnya sedikitnya selama 30 menit. Keluar atau tidaknya ASI pada waktu itu bukanlah suatu masalah. Yang penting adalah memberikan kesempatan bayi untuk menjalankan insting mencari sumber makanannya yaitu puting ibunya.

IMD memberikan beberapa manfaat baik bagi ibu maupun bayinya. Manfaat tersebut antara lain:
Bayi mendapatkan zat-zat gizi penting yang terkandung dalam kolostrum sehingga terhindar dari berbagai penyakit yang rentan menimpanya.
IMD memberikan kesempatan yang lebih besar bagi bayi untuk mendapatkan ASI eksklusif hingga usia 6 bulan karena sejak awal bayi sudah dikenalkan dengan puting susu ibu sehingga akan terbiasa dan lebih mudah mengisap ASI. Teknik mengisap puting yang benar akan melancarkan produksi ASI selanjutnya sehingga kemungkinan ibu memiliki masalah dengan ASI semakin kecil.
Mempercepat penghentian perdarahan sesudah melahirkan pada ibu melalui mekanisme perangsangan kontraksi otot rahim. Oleh karena itu, rahim ibu akan lebih cepat kembali seperti semula.

ASI: Kado Istimewa dari Ibu untuk Sang Buah Hati

Setelah pemaparan di atas mengenai ASI, maka dengan niat serta tekad yang kuat untuk ‘mencetak’ generasi yang sehat, maka ibu yang mau dan mampu memberikan ASI secara eksklusif kepada anaknya, berarti telah memberikan hadiah yang sangat istimewa bagi buah hatinya. Banyak sekali ibu yang dengan rela dan senang hati memberikan susu sapi pada anaknya dengan berbagai alasan yang sesungguhnya masih dapat diatasi.

Kalaupun ibu tidak mampu memberikan ASI-nya sendiri kepada bayinya karena permasalahan medis (yang sudah ditegakkan diagnosa oleh dokter terutama praktisi laktasi), maka masih ada jalan penyusuan melalui wanita lain (ibu susu). Yang terpenting dalam hal ini, ibu harus memiliki niat untuk selalu memberikan yang terbaik bagi buah hatinya. Dan yang susu yang terbaik adalah ASI, bukan susu yang lain.

Sumber:

Buklet Tabloid Nakita, Bayi ASI, Bayi Gold Medal, no. 488/th. X/9 Agustus 2008
Buklet Tabloid Nakita, Indahnya Tahun Pertama, no.522/th. X/30 Maret 2009
Sunardi, dr., 2008, Ayah, Beri Aku ASI, Aqwamedika : Solo
Tabloid Nakita no.464/th.IX/23 Februari 2008

Sumber :
http://muslimah.or.id/kesehatan-muslimah/asi-kado-istimewa-ibu-untuk-sang-buah-hati.html
19 Juli 2009

ASI Tetap yang Terbaik

Banyak sekali manfaat yang bisa didapatkan ibu dan bayi dengan menyusui, khususnya memberi ASI eksklusif. Salah satunya adalah meningkatnya kekebalan tubuh bayi sehingga tak mudah terkena infeksi. Selain itu akan tercipta kedekatan yang sesungguhnya antara ibu dan bayi selama proses menyusui.

"Ada banyak kandungan yang terdapat dalam ASI namun tak ada dalam susu formula yang dibutuhkan bayi. Misalnya saja kandungan laktosa yang membantu pertumbuhan otak dan melancarkan pencernaan bayi," papar dr Tejowati Putri dari Jakarta Breastfeeding Center.

Dia mengatakan, bayi yang diberikan ASI eksklusif memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik dibanding bayi yang mendapat susu formula. "Susu formula bisa menimbulkan alergi karena pencernaan bayi belum matang," katanya.

Dokter Putri menegaskan, susu formula dengan ASI sangat berbeda. "Jelas berbeda. Susu formula kan dihasilkan dari sapi yang struktur tubuhnya berbeda, kandungan dan komposisi air susunya juga berbeda dengan kebutuhan anak manusia," paparnya.

Selain itu pemberian susu formula pada bayi justru meningkatkan risiko diare, infeksi saluran pernapasan akut, malnutrisi, alergi susu sapi dan
jenis alergi lain, penyakit kronik, serta kelebihan berat badan.

Karena itu para ibu tak perlu tergoda untuk memberikan susu formula pada bayinya, apalagi berpendapat kalau makin mahal harganya susunya makin baik.

Komponen dalam ASI sangat spesifik dan disiapkan untuk memenuhi kebutuhan dan perkembangan bayi terutama dalam enam bulan pertama kehidupan bayi. Itu sebabnya badan kesehatan dunia (WHO) merekomendasikan agar bayi baru lahir mendapat ASI eksklusif (tanpa tambahan apa-apa) selama enam bulan.

"Karena itu para ibu tak perlu tergoda untuk memberikan susu formula pada bayinya, apalagi berpendapat kalau makin mahal harganya susunya makin baik. Itu salah. ASI lebih murah namun tetap yang terbaik," kata dr Putri.

Sumber :
http://kesehatan.kompas.com/read/2010/01/07/11445832/ASI.Tetap.yang.Terbaik
7 Januari 2010

Keunggulan ASI dan Manfaat Menyusui

Keunggulan dan manfaat menyusui dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu: aspek gizi, aspek imunologik, aspek psikologi, aspek kecerdasan, neurologis, ekonomis dan aspek penundaan kehamilan.

1.Aspek Gizi.
Manfaat Kolostrum
• Kolostrum mengandung zat kekebalan terutama IgA untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi terutama diare.
• Jumlah kolostrum yang diproduksi bervariasi tergantung dari hisapan bayi pada hari-hari pertama kelahiran. Walaupun sedikit namun cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Oleh karena itu kolostrum harus diberikan pada bayi.
• Kolostrum mengandung protein,vitamin A yang tinggi dan mengandung karbohidrat dan lemak rendah, sehingga sesuai dengan kebutuhan gizi bayi pada hari-hari pertama kelahiran.
• Membantu mengeluarkan mekonium yaitu kotoran bayi yang pertama berwarna hitam kehijauan.

Komposisi ASI
• ASI mudah dicerna, karena selain mengandung zat gizi yang sesuai, juga mengandung enzim-enzim untuk mencernakan zat-zat gizi yang terdapat dalam ASI tersebut.
• ASI mengandung zat-zat gizi berkualitas tinggi yang berguna untuk pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan bayi/anak.
• Selain mengandung protein yang tinggi, ASI memiliki perbandingan antara Whei dan Casein yang sesuai untuk bayi. Rasio Whei dengan Casein merupakan salah satu keunggulan ASI dibandingkan dengan susu sapi. ASI mengandung whey lebih banyak yaitu 65:35. Komposisi ini menyebabkan protein ASI lebih mudah diserap. Sedangkan pada susu sapi mempunyai perbandingan Whey :Casein adalah 20 : 80, sehingga tidak mudah diserap.

Komposisi Taurin, DHA dan AA pada ASI
• Taurin adalah sejenis asam amino kedua yang terbanyak dalam ASI yang berfungsi sebagai neuro-transmitter dan berperan penting untuk proses maturasi sel otak. Percobaan pada binatang menunjukkan bahwa defisiensi taurin akan berakibat terjadinya gangguan pada retina mata.
• Decosahexanoic Acid (DHA) dan Arachidonic Acid (AA) adalah asam lemak tak jenuh rantai panjang (polyunsaturated fatty acids) yang diperlukan untuk pembentukan sel-sel otak yang optimal. Jumlah DHA dan AA dalam ASI sangat mencukupi untuk menjamin pertumbuhan dan kecerdasan anak. Disamping itu DHA dan AA dalam tubuh dapat dibentuk/disintesa dari substansi pembentuknya (precursor) yaitu masing-masing dari Omega 3 (asam linolenat) dan Omega 6 (asam linoleat).

2. Aspek Imunologik
• ASI mengandung zat anti infeksi, bersih dan bebas kontaminasi.
• Immunoglobulin A (Ig.A) dalam kolostrum atau ASI kadarnya cukup tinggi. Sekretori Ig.A tidak diserap tetapi dapat melumpuhkan bakteri patogen E. coli dan berbagai virus pada saluran pencernaan.
• Laktoferin yaitu sejenis protein yang merupakan komponen zat kekebalan yang mengikat zat besi di saluran pencernaan.
• Lysosim, enzym yang melindungi bayi terhadap bakteri (E. coli dan salmonella) dan virus. Jumlah lysosim dalam ASI 300 kali lebih banyak daripada susu sapi.
• Sel darah putih pada ASI pada 2 minggu pertama lebih dari 4000 sel per mil. Terdiri dari 3 macam yaitu: Brochus-Asociated Lympocyte Tissue (BALT) antibodi pernafasan, Gut Asociated Lympocyte Tissue (GALT) antibodi saluran pernafasan, dan Mammary Asociated Lympocyte Tissue (MALT) antibodi jaringan payudara ibu.
• Faktor bifidus, sejenis karbohidrat yang mengandung nitrogen, menunjang pertumbuhan bakteri lactobacillus bifidus. Bakteri ini menjaga keasaman flora usus bayi dan berguna untuk menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan.

3. Aspek Psikologik
• Rasa percaya diri ibu untuk menyusui : bahwa ibu mampu menyusui dengan produksi ASI yang mencukupi untuk bayi. Menyusui dipengaruhi oleh emosi ibu dan kasih saying terhadap bayi akan meningkatkan produksi hormon terutama oksitosin yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ASI.
• Interaksi Ibu dan Bayi: Pertumbuhan dan perkembangan psikologik bayi tergantung pada kesatuan ibu-bayi tersebut.
• Pengaruh kontak langsung ibu-bayi : ikatan kasih sayang ibu-bayi terjadi karena berbagai rangsangan seperti sentuhan kulit (skin to skin contact). Bayi akan merasa aman dan puas karena bayi merasakan kehangatan tubuh ibu dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenal sejak bayi masih dalam rahim.

4. Aspek Kecerdasan
• Interaksi ibu-bayi dan kandungan nilai gizi ASI sangat dibutuhkan untuk perkembangan system syaraf otak yang dapat meningkatkan kecerdasan bayi.
• Penelitian menunjukkan bahwa IQ pada bayi yang diberi ASI memiliki IQ point 4.3 point lebih tinggi pada usia 18 bulan, 4-6 point lebih tinggi pada usia 3 tahun, dan 8.3 point lebih tinggi pada usia 8.5 tahun, dibandingkan dengan bayi yang tidak diberi ASI.

5. Aspek Neurologis
• Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan, menghisap dan bernafas yang terjadi pada bayi baru lahir dapat lebih sempurna.

6. Aspek Ekonomis
• Dengan menyusui secara eksklusif, ibu tidak perlu mengeluarkan biaya untuk makanan bayi sampai bayi berumur 4 bulan. Dengan demikian akan menghemat pengeluaran rumah tangga untuk membeli susu formula dan peralatannya.

7. Aspek Penundaan Kehamilan
• Dengan menyusui secara eksklusif dapat menunda haid dan kehamilan, sehingga dapat digunakan sebagai alat kontrasepsi alamiah yang secara umum dikenal sebagai Metode Amenorea Laktasi (MAL).

Sumber: Buku Panduan Manajemen Laktasi: Dit.Gizi Masyarakat-Depkes RI,2001, dalam :
http://www.gizi.net/asi/index.shtml